Categories:

Ringkasan materi Sosiologi konflik lingkungan Dr. Dra. Hj. Rochigayanti, M.Si., M.Pd- Lahan Basah di Kalimantan Selatan: Kasus Konflik di Lahan Penggembalaan Kerbau Rawa (Handangan)-Visiting Lecture Day 1.

Kalimantan Selatan secara geografis memiliki dua sungai terpanjang dan terbesar yang disebut dengan Sungai Barito. Tidak hanya itu, keadaan lahan basah di Kalimantan Selatan menjadi sebuah keunggulan bagi Universitas Lambung Mangkurat sebagai penelitian, pengabdian, dan pembelajaran yang berkaitan.

Keadaan lingkungan di Kalimantan Selatan memberikan banyak manfaat dalam kehidupan masyarakat terutama pada sistem ekonomi masyarakat, seperti tanaman kayu ulin, rotan, sungai yang menyimpan berbagai jenis ikan, padi, tanaman uron, dan penggembalaan kerbau rawa (Handagan).

Secara geografis, Kalimantan Selatan terletak di bagian tenggara  pulau Kalimantan dan pada umumnya daerah ini memiliki struktur tanah yang mengandung air atau dikenal dengan lahan basah. Kondisi ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menjadi lahan penggembalaan kerbau rawa. 

Penggembalaan kerbau rawa membutuhkan lahan yang besar untuk menampung kerbau rawa tersebut, namun konflik horizontal terjadi setelah masuknya perkebunan kelapa sawit yang menggeser lahan penggembalaan kerbau rawa. Konflik horizontal adalah konflik yang terjadi antara kelompok-kelompok sosial di masyarakat yang mempunyai kedudukan yang relatif sama.

Masyarakat Kalimantan Selatan khususnya pada masyarakat Kupiran, mempunyai mekanisme untuk mengatasi konflik dengan musyawarah, tanpa adanya campur tangan dari pihak luar dan memberikan batasan dan tanda antara lahan untuk penggembalaan kerbau rawa dengan perkebunan kelapa sawit. Sehingga tindakan ini akan meminimalisir konflik berkelanjutan.

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *